Udara terdiri dari berbagai macam gas, seperti nitrogen,
oksigen, dan gas-gas lain. Uap air, yaitu H2O dalam bentuk gas, juga terkandung
dalam udara. Uap inilah yang mempengaruhi kelembaban udara. Semakin banyak uap
air yang terkandung dalam udara maka semakin lembab kondisi udara tersebut.
Begtitu pula sebaliknya, udara akan kering jika tidak ada atau hanya sedikit
uap air yang terkandung.
Jumat, 27 Maret 2015
Mengapa pada AC terdapat banyak air yang terbentuk?
Air
Conditioner atau AC adalah alat yang digunakan untuk mengkondisikan udara dalam
sebuah ruangan/tempat sehingga udara runagan tersebut menjadi lebih nyaman.
Pernakah anda perhatikan bahwa pada AC biasanya ada selang khusus untuk
mengalir air dari AC (indoor)?Dari mana asal air ini?Apakah air ini bersih?
Berikut
pembahasannya:
Udara
pada atmosfer bumi terdiri dari berbagai jenis gas, seperti nitrogen, oksigen,
argon, termasuk juga uap air. Semakin tinggi kandungan uap air pada udara, maka
semakin lembab udara tersebut. Udara sendiri memiliki kemamapuan terbaras dalam
hal menampung uap air. Jika udara sudah tidak mampu menampung uap air, maka
akan terbentuk embun atau kondensat.
Udara
yang bertemperatur lebih tinggi memiliki volume yang lebih besar sehingga dapat
menampung udara lebih banyak. Pada saat udara didinginkan maka daya tampung uap
airnya pun semakin kecil. Jika terus didinginkan maka udara tersebut akan
menjadi jenuh, dimana udara tidak dapat lagi menampung air. Jika udara jenuh
ini didinginkan lebih lanjut maka akan terbentuk embun/kondensat. Inilah yang
terjadi pada AC.
Udara
dalam ruangan juga mengandung uap air. Uap air ini bisa berasal dari luar atau
dalam ruangan. Uap air dari luar dapat masuk melalui ventilasi udara atau
infiltrasi dari celah-celah yang terdapat pada ruangan. Sedangkan uap air yang
dari dalam ruangan dapat berasal dari evaporasi air yang ada dalam ruangan,
keringat nafas dari orang yang berada
dalam runagan. Uap air ini akan ditangkap oleh udara ruangan tersebut.
Hambatan Panas
Hamabatan
panas atau thermal resistance sering
kali dijumpai pada saat menganalisa suatu hal yang berkaitan dengan perpindahan
panas. Sebenarnya apa sih hambatan panas itu?
Fenomena
perpindahan panas merupakan suatu hal yang mungkin tidak sederhana untuk
dimengerti. Untuk memudahkan penjelasan dari fenomena ini biasanya analogi
rangkaian listrik digunakan, khususnya adalah hukum Ohm dimana dapat ditulis:
Dasar Perhitungan Termoelektrik (Thermoelectric)/Elemen Panas Dingin
Seiring
dengan berkembangnya pengetahuan tentang material semikonduktor, maka material
pembuat modul termoelektrik sekarang merupakan bahan semikonduktor yang terdiri
dari tipe p dan n, gambar. Kedua tipe ini merupakan satu pasang yang
dinamakan pelet. Modul termoelektrik terdiri dari sejumlah pelet untuk
meningkatkan daya listrik yang dihasilkan atau penyerapan/pembuangan kalor yang
lebih baik.
Termoelektrik
Termoelektrik adalah suatu perangkat yang dapat mengubah
energi kalor (perbedaan temperatur) menjadi energi listrik secara langsung.
Selain itu, termoelektrik juga dapat mengkonversikan energi listrik menjadi
proses pompa kalor/refrigerasi.
Efek Seebeck
Efek
seebeck merupakan fenomena yang mengubah perbedaan temperatur menjadi energi
listrik. Jika ada dua bahan yang berbeda yang kemudian kedua ujungnya
disambungkan satu sama lain maka akan terjadi dua sambungan dalam satu loop.
Jika terjadi perbedaan temperatur diantara kedua sambunga ini, maka akan
terjadi arus listrik akan terjadi. Prinsip ini lah yang digunakan termoelektrik
sebagai generator (pembangkit listrik). Setiap bahan memiliki koefisien seebeck
yang berbeda-beda. Semakin besar koefisien seebeck ini, maka beda potensial
yang dihasilkan juga semakin besar. Karena perbedaan temperatur disini dapat
diubah menjadi tegangan listrik, maka prinsip ini juga digunakan sebagai sensor
temperatur yang dinamakan thermocouple.
Pemanfaatan Energi Panas Matahari
Energi panas matahari (Solar Thermal Energy) ternyata dapat pula
digunakan untuk sistem pendingin. Prinsip kerja dar sistem ini
menggunakan sistem refrgerasi absorpsi.
Jika dibandingkan dengan sistem refrigerasi kompresi uap
(sistem yang umum digunakan saat ini), sistem refrigerasi absorpsi memang memiliki
koefisien kinerja (COP) yang jauh lebih rendah, namun sistem ini lebih unggul
jika energi panas tersedia secara gratis seperti panas matahari atau panas
buangan sistem lain (contoh: panas buangan pembangkit listrik).
Untuk memanfaatkan panas matahari pada sistem ini, energi panas
matahari harus diserap pada medium tertentu (biasanya dalam bentuk fluida) dengan
menggunakan solar collector, kemudian
energi panas ini ditransfer untuk digunakan pada generator. Medium yang
digunakan dapat berupa uap air panas (steam) atau air panas. Panas (kalor) yang
dimiliki oleh medium ini kemudian diberikan ke generator dengan menggunakan
penukar kalor (heat exchanger). Dengan memanfaatkan panas matahari, maka
energi listrik yang butuhkan hanyalah untuk keperluan pompa dimana konsumsi
energinya jauh lebih kecil dari pada kompresor pada sistem refrigerasi kompresi
uap.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Surya
Salah
satu pemanfaatan energi solar thermal adalah untuk pembangkit listrik. Pada
prinsipnya pembnagkit listrik ini memanfaatkan energi panas matahari untuk menggerakan
heat engine, yaitu suatu sistem yang mengubah
energi panas menjadi energi gerak (kerja). Energi gerak dalam bentuk putaran
ini lah yang digunakan untuk memutar generator sehingga menghasilkan listrik.
Berdasarkan siklus Carnot, efisiensi maximum yang dapat dicapai oleh suatu heat engine adalah:
Dari
efisiensi siklus carnot dapat terlihat bahwa, semakin tinggi temperatur TH
maka semakin tinggi efisiensinya. Ini artinya dibutuhkan tempearatur yang
tinggi untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi. Oleh karena itu biasanya concentrating solar collector digunakan
untuk pembangkit listrik. Yang akan di bahas disini adalah pembangkit listrik yang menggunakan siklus rankine.
Langganan:
Postingan (Atom)