OTEC
(Ocean Thermal Energy Conversion) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan
perbedaan suhu di laut yang dalam dan di laut yang dangkal yang digunakan
untuk menggerakan mesin (generator). Dan generator padaOTEC memiliki prinsip “ semakin besar
perbedaan suhu di antara laut yang dalam dengan laut yang dangkal maka energi
listrik yang dihasilkan akan semakin besar pula.” Perbedaan suhu anatara
laut dangkan dengan laut dalam, masing masing memiliki reservoir ( reservoir
laut dangkal dan reservoir laut dalam). Perbedaan suhu dari kedua reservoir ini
akan menyebabkan aliran kalor yang dapat melakukan usaha.Hal ini memiliki
prinsip yang sama seperti turbin uap dan mesin pembakaran,juga lemari es yang
melawan aliran kalor alami dengan “menghabiskan” energi. Sama seperti energi
kalor dari pembakaran bahan bakar, OTEC menggunakan perbedaan suhu oleh
penyinaran matahari pada permukaan laut sebagai bahan bakarnya.
Pada teknologi konversi energy panas laut atau KEPL ,Ocean Thermal Energy Conversion, (OTEC), siklus Rankine
digunakan untuk menarik arus-arus energy termal yang memiliki
sekurang-kurangnya selisih suhu sebesar 20o C. Pada saat ini terdapat dua siklus dayaalternatif yang dikembangkan, yaitu siklus Claude terbuka dan siklus tertutup.
Siklus terbuka dengan mendidihkan air laut yang beroperasi pada tekanan
rendah, menghasilkan uap air panas yang melewati turbin penggerak/generator.
Siklus tertutup menggunakan
panas permukaan laut untuk menguapkan fluida penggerak dengan Amonia dan Freon.
Uap panas menggerakkan turbin, kemudian turbin bekerja menghidupkangenerator untuk menghasilkan listrik. Prosesnya,
air laut yang hangat dipompa melewati tempat pengubah dimana fluida pemanas
tekanan rendah diuapkan hingga menjalankan turbo-generator. Air dingin dari
dalam laut dipompa melewati pengubah kedua menguap menjadi cair kemudian
dialiri kembali dalam system.
Dalam siklus Claude terbuka,
air laut digunakan sebagai medium kerja maupun sebagai sumber energy. Air hangat yang berasal dari
permukaan laut diuapkan dalam suatu alat penguap (flash evaporator)
dan menghasilkan uap air dengan tekanan yang sangat rendah, lk 0,02 hingga 0,03
bar dan suhu kira-kira 20o C. uap itu memutar sebuah turbin uap yang merupakan
penggerak mula bagi generator yang menghasilkan energy listrik.
Karena tekanan
uap itu rendah sekali maka ukuran-ukuran turbin menjadi sangat besar. Setelah
melewati turbin, uap yang sudah dimanfaatkan dialirkan ke sebuah kondensor yang
menghasilkan air tawar. Kondensor didinginkan oleh air laut yang berasal dari
lapisan bawah permukaan laut. Dengan demikian, metode dengan siklus Claude ini menghasilkanenergy listrik maupun air tawar. Masalah dengan metode
ini adalah bahwa ukuran-ukuran turbin menjadi sangat besar oleh karena tekanan
uap yang begitu rendah. Sebagai contoh, sebuah modul sebesar 10 MW yang terdiri
atas penguap, turbin dan kondensor, akan memerlukan ukuran garis tengah dan
panjang 100 meter.
Dalam kaitan ini maka
metode kedua, yaitu dengan siklus tertutup, merupakan pilihan yang pada saat ini
lebih disukai dan digunakan banyak proyek percobaan. Seperti yang terlihat pada
gambar 2, air permukaan yang hangat dipompa ke sebuah penukar panas atauevaporator,
dimana energy panas dilepaskan kepada suatu medium kerja, misalnya ammonia. Ammonia cair
itu akan berubah menjadi gas dengan tekanan kira-kira 8,7 bar dan suhu lk 21 C.
Turbin berputar menggerakkan generator listrik yang menghasilkan energylistrik. Gas ammonia akan meninggalkan turbin pada tekanan kira-kira
5,1 bar dan suhu lk 11o C dan kemudian dibawa ke kondensor. Pendinginan pada
kondensor mengakibatkan gas ammonia itu kembali menjadi bentuk benda cair.
Perbedaan suhu dalam rangkaian perputaran ammonia adalah 10o C sehingga rendemen Carnot akan menjadi:
Rendemen ini merupakan
efisiensi termodinamika yang baik sekali, namun di dalam praktek rendemen yang
sebenarnya akan terjadi lebih rendah, yaitu sekitar 2-2,5 %. Pada
rancangan-rancangan terkini suatu arus air sebesar 3-5 m3/s baik pada sisi air hangat maupun pada sisi air dingin, diperlukan untuk
menghasilkan daya sebesar 1 MW padagenerator. Selain ammonia (NH3), juga Freon R-22 (CHClF2) dan Propan (C3H6) memiliki titik didih
yang sangat rendah, yaitu antara -30o C sampai dengan 50o C pada tekanan atmosfer dan kurang lebih
30o C pada tekanan antara 10 dan 12,5 Kg/cm2. Gas-gas inilah yang prospektif untuk dimanfaatkan sebagai medium kerja
pada konversi energy panas laut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar