Hamabatan
panas atau thermal resistance sering
kali dijumpai pada saat menganalisa suatu hal yang berkaitan dengan perpindahan
panas. Sebenarnya apa sih hambatan panas itu?
Fenomena
perpindahan panas merupakan suatu hal yang mungkin tidak sederhana untuk
dimengerti. Untuk memudahkan penjelasan dari fenomena ini biasanya analogi
rangkaian listrik digunakan, khususnya adalah hukum Ohm dimana dapat ditulis:
Dimana
I adalah arus listrik, ∆V
adalah beda tegangan, dan R adalah hambatan listrik. Pada rumus di atas
terlihat bahwa semakin besar beda tegangan maka makin besar arus yang mengalir,
namun sebaliknya jika hambatan listrik makin besar maka arusnya makin kecil.
Fenomena
perpindahan kalor seperti hukum Ohm ini. Besarnya arus listrik menganalogikan
besarnya kalor yang berpindah setiap satuan waktu, beda tegangan menganalogikan
perbedaan temperatur, dan hambatan listrik menganalogikan hambatan panas. Oleh
karena itu untuk perpindahan kalor dapat ditulis sebagai berikut:
Dimana
θ
adalah hambatan panas. Hambatan panas dapat dihitung jika ada informasi
mengenai bahan dan dimensinya. Untuk perpindahan panas secara konduksi kita
mengetahui bahwa:
Dimanak
k adalah konduktifitas termal, A luas permukaan, dan L adalah ketebalan benda.
Persamaan ini dapat kita tulis juga:
sehingga
Begitu
pula dengan perpindahan panas secara konveksi, besarnya hambatan panasnya:
Dimana
h adalah koefisen konveksi dari perpindahan panas.
Apa
sih untungnya menggunakan analogi ini??
Banyak
sekali kasus bahwa beberapa bahan disatukan menjadi satu kemudian dihitung laju
aliran kalornya. Sebagai contoh jika ada dua bahan atau lebih yang ditempelkan
satu sama lain.
Kasus
ini dapat dengan mudah kita analisis dengan analogikan dengan rangkaian
listrik. Pertama kita hitung hambatan kalor masing-masing bahan. Karena ini
seperti rangkaian seri dari dua resistor maka untuk mengitung laju aliran
kalornya adalah perbedaan temperatur dibagi dengan total hambatan kalornya.
Yaitu:
Untuk
kasus yang lebih rumit juga dapat diselesaikan dengan cara ini. Contoh yang
sering kali menggunakan konsep ini adalah menghitung berapa kalor yang masuk
dari dindng luar ke dinding dalam sebuah bangunan. Dinding bangunan terdiri
dari beberapa lapisan seperti cat-semen-batu bata- semen-cat. Jika telah
diketahui informasi yang dibutuhkan maka kita dapat memperkirakan berapa kalor
yang masuk dalam sebuah bangunan.
Sumber : http://catatan-teknik.blogspot.com/2014/06/hambatan-panas-thermal-resistance.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar